Sabtu, 04 September 2010

Mikrobiologi “Cephalosporin Generasi Pertama“

BAB I
PENDAHULUAN
I.1  Latar Belakang
Sefalosporin mulai dikenal sejak tahun 1945. Guiseppe Brotzu berhasil mengisolasi dan menyelidiki salah satu spesies dari lumut, yaitu Cephalosporium acremonium. Lumut ini
mempunyai efek antibakterial terhadap kuman tifoid, Brucela, kuman kolera, dan Staphylococcus aureus. Tahun 1949, Dr. Edward Abraham dan H.S. Burton menemukan sedikitnya adadua macam antibiotika yang diproduksi oleh lumut tersebut. Antibiotika pertama dinamakan sefalosporin P, dan antibiotika ke dua dinamakan sefalosporin N. Struktur ini kemudian diberi nama penisilin N tetapi sifat antibakterialnya berbeda dengan
bensilpenisilin. Apabila penisilin N dijalankan secara kromato-grafi akan terlihat beberapa substansi yang diberi tanda A, B dan C. Komposisi C keluar menjadi suatu antibiotika dan diberi nama sefalosporin C. Akhirnya, pada tahun 1964 dua macam sefalosporin digunakan untuk kepentingan klinik, yaitu sefalotin dan sefaloridin. Sesudah itu diikuti dengan munculnya turunan-turunan baru.

I.2 Rumusan Masalah
1.    Pengertian Cephalosporin
2.    Klasifikasi Cephalosporin generasi pertama
3.    Fungsi dan Penggunaan Cephalosporin generasi pertama
4.    Efek samping Cephalosporin generasi pertama

I.3 Tujuan Makalah
    Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, klasifikasi, penggunaan dan efek samping dari Cephalosporin.


BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Cepalosporin
    Sefalosporin merupakan antibiotika yang bersifat bakterisida yang aksi utamanya mirip dengan penisilin. Sefalosporin bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri pada fase akhir dengan terikat pada satu atau lebih Penicillin Binding Proteins (PBPs) yang terdapat pada membrana sitoplasma di bawah dinding sel bakteri.
Sebagian besar sefalosporin tersedia dalam bentuk parenteral. Meskipun distribusinya cukup luas di seluruh tubuh, hanya beberapa yang dapat menembus CSS dan mencapai kadar terapetik di otak pada kondisi meningitis. Semua sefalopsorin, termasuk yang eliminasi utamanya melalui mekanisme hepatal, memberikan konsentrasi yang cukup di dalam urin untuk terapi infeksi saluran kencing. Kadar sefalosporin di dalam kandung empedu dapat lebih tinggi dibandingkan dengan kadarnya dalam plasma. Sefalosporin aminothiazolyl dapat menembus humor aqueous sehingga bermanfaat untuk terapi infeksi pada mata. Dalam Tabel 3 dipresentasikan parameter farmako-kinetika sefalosporin generasi I s/d III.
Sefalosporin umumnya dieliminasi melalui mekanisme renal dengan berbagai tingkat sekresi tubuler dan  filtrasi glomeruler. Tidak demikian halnya dengan sefoperazon dan seftriakson yang sebagian besar diekskresi melalui rute bilier (empedu).
Ciri khas kelompok sefalosporin adalah asam 7-amino.sefalosporanat yaitu gabungan antara cincin beta-laktam dan hidrotiasin. Melalui perubahan rantai R pada cincin beta-laktam dihasilkan bermacam jenis sefalosporin yang mengakibatkan perubahan sifat antibakterial dan kimiawi, sehingga kemudian dikelompokkan dalam generasi I, II dan III.
II.2 Klasifikasi Cephalosporin Generasi Pertama
     Sefalosporin diklasifikasikan menurut generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya. Sefalosporin Generasi I terutama aktif terhadap kuman Gram positif dan sedikit Gram negatif, menghambat E. coli, P. mirabilis, dan K. pneumoniae. Beberapa sefalosporin Generasi II, aktivitasnya meningkat terhadap Haemophilus dan menghambat lebih banyak kuman Gram negatif. Dibandingkan dengan Generasi I, aktivitasnya lebih lemah untuk stafilokokus.

A.    Sefalotin
Sefalotin (INN) atau Cephalothin (USAN) adalah antibiotik sefalosporin generasi pertama, sehingga merupakan sefalosporin yang pertama dipasarkan dan digunakan secara luas. Sefalotin digunakan secara intra vena, memiliki spectrum antibiotika yang sama dan sekelas dengan sefazolin dan sefaleksin yang digunakan per oral.
Sefalotin tidak diabsorpsi pada pemberian oral dan menimbulkan rasa sangat nyeri pada pemberian i.m. Oleh sebab itu pemberian dianjurkan i.v. Karena waktu paruhnya yang sangat pendek, obat ini jarang lagi digunakan pada saat ini.
Rumus Molekul
Formula C16H16N2O6S2
Berat molekul 396,44 g/mol
Penamaan Kimia (IUPAC)
Cefalotin(6R,7R)-3-(acetoxymethyl)-8-oxo-7-(2-(thiophen-2-yl)acetamido)-5-thia-1-aza-bicyclo[4.2.0]oct-2-ene-2-carboxylic acid
Titik Lebur
160-160.5 °C
Kelarutan
158 mg/ L

Nama Lain
1.    Cefalotina [INN-Spanish]
2.    Cefalotine [INN-French]
3.    Cefalotinum [INN-Latin]
4.    Cephalothin Sodium
5.    Cephalothinum
6.    Cephalothin
7.    Cephalotin
8.    CLS
Nama Dagang
1.    Averon-1
2.    Cemastin
3.    Coaxin
4.    Keflin
5.    Seffin
6.    Cephation (Meiji)
7.    Moraxine (Fahrenheit)

Sefalotin digunakan untuk infeksi bakteri saluran napas bawah, saluran kemih, kulit, jaringan lunak, tulang dan sendi, sepsis, peritonitis, osteomyelitis, mastitis, luka terinfeksi, dan pasca operasi.
B.    Sefazolin
Sefazolin merupakan sebuah cephalosporin semisythetic analog dengan antibiotik spektrum luas tindakan karena penghambatan sintesis dinding bakteri dan bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Itu mencapai serum tinggi dan cepat diekskresikan melalui urin. Sefazolin juga merupakan Beta-lactam antibiotik dan Sephalosporin generasi pertama dengan aktifitas bakterisida.Sefazolin mengikat dan inactivates protein pengikat penisilin (PBP) yang terletak di membran dari dinding sel bakteri kekuatan dan kekakuan. Hal ini mengakibatkan melemahnya dindingsel bakteri dan menyebabkan lisis sel.
Sefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit atau luka.
Sefazolin terutama digunakan untuk mengobati infeksi kulit .juga dapat digunakan untuk  mengobati infeksi bakteri  cukup parah yang melibatkan paru-paru, tulang, sendi, perut,darah,katup jantung dah saluran kemih.secara klinis efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh staphylococci dan streptokokus dari garam positif. Organisme ini sering terjadi pada kulit manusia normal. Perlawanan terhadap cefazolin dilihat dalam beberapa jenis bakteri. Antibiotik ini hanya melakukan infeksi bakteri. Tidak akan bekerja untuk infeksi virus (misalnya pilek atau flu).
Sefazolin daat diberikan baik secara i.m. maupun i.v. dan terdistribusi secara luas dalam tubuh tetapi tidak menembus cairan serebrospinal. Klirens melalui filtrasi glomeruler dan sekresi tubuler tanpa dimetabolisme.
Efek samping :
Efek samping yang mungkin terjadi yakni diare,sakit perut dan untah.Serta dapat menimbulkan banyak kemerahan atau rasa nyeri di tempat suntikan.
Merek:
Sefazolin dipasarkan di bawah merek berikut : Ancef,Cefacidal,Kefol,Kefzolan,Kezolin,Novaporin dan Zolicef.
C.    Sefaleksin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.

Sefaleksin adalah turunan sefalosporin, salah satu jenis antibiotika β-laktam, yang masih banyak digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi. Stabilitas sefaleksin dipengaruhi oleh pH ; dalam media netral atau basa degradasi akan ter jadi dengan cepat, sedangkan dalam media agak asam cenderung untuk tetap stabil. Degradasi sefaleksin juga dipengaruhi oleh adanya panas, asam kuat, sinar ultraviolet dan enzim 5-laktamase (sefalosporinase). Untuk meningkatkan aktivitas antibakteri atau memperluas spektrum antibakterinya, dikembangkan beberapa turunan sefaleksin. Suko Hardjono dan kawan-kawan (2002) telah melakukan sintesis beberapa senyawa turunan sefaleksin, salah satunya adalah N-4-k1orobenzoil sefaleksin. Penambahan gugus 4-klorobenzoil akan mencegah serangan β-laktamase karena ada pengaruh halangan ruang terhadap cincin β-lakt am sehingga diharapkan N-4-klorobeiizoil sefaleksin memiliki stabilitas yang lebih baik disbanding sefaleksin sebagai senyawa induk.

Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, reaksi hipersensitif, eosinofilia, dan neutropenia.

D.    Sefradin
Sefradin merupakan turunan sefalosporin generasi pertama dan mempunyai kemampuan menghambat biosintesa dinding sel bakteri. Senyawa ini terutama aktif terhadap bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram negatif. Sefradin dapat diberikan peroral karena adanya gugus α-amino, yang menyebabkan senyawa tahan terhadap asam lambung (Siswandono & Soekardjo, 2000).
Sefradin dapat mengalami peruraian karena adanya pengaruh pH, suhu dan sinar UV. Sefradin juga dapat kehilangan aktivitasnya akibat adanya enzim (3-laktamase yaitu sefalosporinase yang dapat membuka cincin 13-laktam sefradin (Yamana & Tsuji, 1976). Modifikasi struktur sefradin telah dilakukan secara sintesis di Laboratorium Kimia Medisinal Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan dihasilkan senyawa N-4-Klorobenzoil sefradin. Senyawa ini mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih baik secara in vitro terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan dengan sefradin (Hardjono, 2002). Sebagai senyawa barn, sifat kimia fisika serta stabilitas N-4-Klorobenzoil sefradin belum banyak diketahui. Untuk dapat dikembangkan menjadi suatu bahan obat, maka data stabilitas senyawa tersebut harus diketahui. Oleh karena itu, penelitian mengenai stabilitas N-4-Klorobenzoil sefradin sangat diperlukan.
Sefradin merupakan antibiotik golongan beta laktam dan senyawa semi sintetik dari generasi pertama sefalosporin. Sefradin dapat digunakan secara oral maupun parenteral yang aktif terhadap kuman Gram positif. Struktur dasar sefradin adalah asam 7-aminosefalosporanat, mempunyai struktur dasar yang mirip penisilin, yaitu cincin β-laktam dihidrotiazin. Modifikasi struktur molekul dengan gugus atau senyawa yang sesuai akan menghasilkan aktivitas antibakteri yang berbeda-beda.
Indikasi :
Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi, septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan/atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), endokarditis (radang endokardium jantung), peritonitis (radang selaput perut), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan oleh organisme yang rentan terhadap Sefradin.
Pencegahan infeksi setelah operasi.
Efek samping :
o    Gangguan lambung-usus, reaksi kulit dan hipersensitifitas, tromboflebitis.
o    Eosinofilia, leukopenia, dan neutropenia yang bersifat ringan dan sementara.
o    Pusing, rasa sesak pada dada, vaginitis kandidal.

E.    Sefadroksil
Sefadroksil merupakan A-semi-sintetik, generasi pertama Cephalosporin antibiotik dengan aktivitas bakterisida. Sefadroksil mengikat dan inactivates protein pengikat penisilin (PBP) yang terletak di membran dari dinding sel bakteri. PBPs adalah enzim-enzim yang terlibat dalam tahap terminal merakit dinding sel bakteri dan dalam membentuk kembali dinding sel selama pertumbuhan dan pembagian. Ketidakaktifan PBPs mengganggu hubungan silang dari rantai peptidoglikan yang diperlukan utuk dinding sel bakteri  kekuatan dan kekakuan.
Sefadroksil mempunyai kemiripan struktur kimia dengan Sefaleksin yang juga merupakan antibiotika sefalosporin generasi pertama. Perbedaannya adalah terdapatnya gugus p-OH pada cincin fenil sefadroksil.Sefaleksin dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri visibel (Patel dkk., 1992) dengan mendasarkan pada terbentuknya gugus
kromofor baru yang memberikan serapan pada 400 nm dari reaksi antara gugus amina primer sefaleksin dengan hasil kondensasi 2 molasetilaseton dan 1 mol formaldehid.
Indikasi :
          Pengobatan suspek infeksi  bakteri, termasuk yang disebabkan oleh  Group A beta-hemolitic Streptococcus. Profilaksis  bakteri endokarditis pada pasien yang alergi  terhadap penisilin dan pasien yang operasi dan tindakan pada gigi.Infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit & jaringan lunak, dan infeksi saluran kemih & kelamin, osteomielitis (radang sumsum tulang), artritis (radang sendi), septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), peritonitis (radang selaput perut), sepsis puerperalis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua-duanya pada saat sedang nifas).
Efek samping :
Rasa tidak enak pada saluran pencernaan, hipersensitivitas, kolitis pseudomembranosa, gtal-gatal pada alat kelamin, neutropenia sedang yang bersifat sementara, peningkatan ringan serum transaminase, superinfeksi.

Nama Dagang
- Ancefa    - Bidicef    - Biodroxil    - Cefadroxil Hexpharm
- Dexacef    - Doxef    - Duricef    - Erphadrox
- Ethicef    - Kelfex    - Lapicef    - Librocef
- Longcef    - Opicef    - Osadrox    - Pyricef
- Qcef    - Qidrox    - Renasistin    - Sedrofen
- Tisacef    - Widrox    - Alxil   

II.3 Fungsi dan Pengunaan Cephalosporin generasi pertama
Sebagai antibiotika spektrum luas (broad spectrum) sefalosporin memiliki rasio terapetik/toksik yang tinggi, dalam arti bahwa batas antara dosis terapetik dan dosis toksik sangat lebar. Meskipun efektif untuk berbagai jenis bakteri, sefalosporin Generasi I dan II jarang digunakan sebagai antibiotika pilihan pertama (first choice) karena antibiotika lain dengan efikasi yang sama dan jauh lebih murah tersedia di pasaran. Sedangkan sefalosporin Generasi III telah banyak dipilih sebagai first choice antibiotics khususnya untuk bakteri gram negatif. Namun demikian mengingat harganya yang sangat mahal, penggunaan sefalosporin Generasi III ini nampaknya akan cukup terbatas, khususnya di negara-negara sedang berkembang.
Pemberian sefalosporin Generasi I secara parenteral banyak dilakukan untuk profilaksi pada prosedur-prosedur pembedahan, seperti misalnya pemasangan katup jantung, bedah jantung, bedah rekonstruksi pada aorta, total hip replacement, bedah gastroduedenal dan traktus biliaris pada pasien risiko tinggi, dan seksio caesar.
Di antara sefalosporin Generasi I, sefazolin lebih banyak digunakan karena memberikan kadar obat dalam serum  yang lebih tinggi di samping waktu paruh eliminasinya yang juga lebih panjang. Pemberian dosis tunggal i.v. sesaat sebelum dilakukan insisi pembedahan memberikan kadar yang cukup dalam jaringan selama prosedur pembedahan. Pemberian antibiotika berikutnya biasanya tidak diperlukan, apalagi jika dilakukan lebih dari 24 jam setelah pembedahan.
Fungsi Cephalosporin (masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki mekanisme kerja yang hampir sama yaitu dengan menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri. Normalnya sintesis dinding sel ini diperantarai oleh PBP(Penicillin Binding Protein) yang akan berikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk membentuk jembatan peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat PBP berikatan dengannya sehingga sintesis dinding peptidoglikan menjadi terhambat.
II.4 Efek Samping Cephalosporin generasi pertama
•    Efek samping hampir sama dengan penisilin, tetapi relatif lebih jarang. Insidensi syok anafilaksi juga rendah. Sekitar 5% individu yang pernah mengalami reaksi anafilaksi dengan penisilin akan memiliki risiko reaksi anafilaksi pada pemberian sefalosporin. Sefalosporin sebaiknya tidak diberikan kepada penderita yang pernah mengalami reaksi hipersensitivitas tipe cepat dan berat setelah pemberian penisilin.
•    Sekitar 1% penderita yang diterapi dengan sefaklor mengalami demam, nyeri sendi, dan oedema lokal.
•    Sefoperazon dan moksalaktam dapat menyebabkan terjadinya reaksi disulfiram jika pasien mengkonsumsi alkohol dan dapat juga menyebabkan hipoprotrombinemia.
•    Meskipun jarang, nefritis interstisialis bisa saja terjadi.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sefalosporin merupakan antibiotika yang bersifat bakterisid yang aksi utamanya mirip dengan penisilin. Sefalosporin bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri pada fase akhir dengan terikat pada satu atau lebih Penicillin Binding Proteins (PBPs) yang terdapat pada membrana sitoplasma di bawah dinding sel bakteri.
Sefalosporin generasi pertama terbagi atas beberapa jenis yaitu :

•    Sefalotin
•    Sefazolin
•    Sefaleksin
•    Sefradin
•    Sefadroksil


B.    Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

1 komentar: